EPISODE 1
Raja Tilino adalah ayah dari Pangeran Helio. Ia menginginkan anaknya untuk segera naik tahta. Sayangnya Pangeran Helio belum juga mendapat seorang istri. DI malam itu mereka bercakap-cakap bersama dengan sang Ratu.
Raja Tilino : “Nak, Kapan kau akan mencari pendampingmu?”
Pangeran Helio : “Saya masih bingung Ayahanda. Saya belum tahu siapa yang
cocok untuk saya jadikan istri.”
Ratu Iselina : “Banyak sekali gadis cantik di luar sana. Kau tinggal memilih.”
Pangeran Helio : “Tapi saya masih bingung siapa yang pantas menjadi istriku.”
Ratu Iselina : “Pakailah cermin ini, Nak. Ini akan membantumu mencari gadis
yang paling cantik dan cocok untuk menjadi pendampingmu.”
Raja Tilino : “Betul Nak. Sewaktu Ayah masih muda seperti kau. Ayah
menggunakan cermin itu untuk mencari ibumu yang cantik ini.”
Ratu Iselina : “Ah Ayah bisa saja.”
Pangeran Helio : “Kenapa saya harus menggunakan cermin ini?”
Ratu Iselina : “Cermin itu akan memunculkan wajah gadis yang paling cantik
Dan paling cocok untuk menjadi pendampingmu.”
Pangeran Helio : “Siapa yang akan jadi pendampingku ya? Apakah Risabela?
Mineta?”
(Setelah mendapatkan cermin itu dia mulai penasaran. Dia tidak begitu percaya dengan kesaktian cermin itu. Dia pun mulai bertanya-tanya)
Pangeran Helio : “Apa betul cermin ini akan menjawab pertanyaanku tentang
Pendampingku?”
Pangeran Helio : “Hei cermin! Siapakah gadis yang tercantik di negeri ini”
Cermin : “Inilah gadis yang tercantik tuan.”
Pangeran Helio : “Tapi gadis ini tidak cantik.”
Pangeran Helio : “Hei cermin! Siapakah gadis yang tercantik di negeri ini”
Cermin : “Inilah gadis yang tercantik tuan.”
Pangeran Helio : “Tapi gadis ini tidak cantik.”
Pangeran Helio : “Hei cermin! Siapakah gadis yang tercantik di negeri ini”
Cermin : “Inilah gadis yang tercantik tuan.”
Pangeran Helio : “Tapi gadis ini tidak cantik.”
Pangeran Helio : “Hei cermin! Siapakah gadis yang tercantik di negeri ini”
Cermin : “Inilah gadis yang tercantik tuan.”
Pangeran Helio : “Tapi gadis ini tidak cantik.”
Pangeran Helio : “Hei cermin! Siapakah gadis yang tercantik di negeri ini”
Cermin : “Inilah gadis yang tercantik tuan.”
Pangeran Helio : “Tapi gadis ini tidak cantik.”
Pangeran Helio : “Hei cermin! Siapakah gadis yang tercantik di negeri ini”
Cermin : “Inilah gadis yang tercantik tuan.”
Pangeran Helio : “Tapi gadis ini tidak cantik.”
Pangeran Helio : “Hei cermin! Siapakah gadis yang tercantik di negeri ini”
Cermin : “Inilah gadis yang tercantik tuan.”
Pangeran Helio : “Tapi gadis ini tidak cantik.”
Pangeran Helio : “Mungkin aku bertanya pada waktu yang salah.”
(Pangeran Helio bingung karena sudah berkali-kali ia bertanya. Keesokan harinya di istana ia betemu dengan ibunya)
Pangeran Helio : “Ibunda, cermin ini sudah rusak Bunda.”
Ratu Iselina : “Kenapa Nak?”
Pangeran Helio : “Cermin ini tidak menampakan gadis yang cantik tetapi cermin
Ini justru menampakan gadis yang tidak cantik”
Ratu Iselina : “Apa yang ditampakan cermin itu adalah yang tercantik untukmu
Nak.”
Pangeran Helio : “Bagaimana bisa Ibunda? Masih banyak gadis yang lebih cantik
Dari dia.”
Ratu Iselina : “Suatu saat kau pasti akan mengerti.”
EPISODE 2
(Karena penasaran Pangeran Helio memutuskan untuk berkelana dalam rangak mencari gadis itu. Keesokan harinya ia meniggalkan istana. Sewaktu di jalan ia bertemu seseorang)
Pemuda : “Hai Pangeran. Baginda akan pergi kemana?”
Pangeran Helio : “Saya sedang mencari seorang gadis yang mungkin akan cocok
Untuk menjadi pendampingku.”
Pemuda : “Bolehkah saya ikut utuk menemani Baginda?”
Pangeran Helio : “Tentu saja boleh. Tapi sebelumnya, siapa namamu?”
Pemuda : “Nama saya adalah Bradley Scott. Baginda bisa memanggilku
Scott.”
Pangeran Helio : “Baiklah Scott mulai detik ini kau resmi menjadi pendampingku
Dalam perjalanan ini. Tapi berhentilah memanggilku Baginda.
Panggil saja Helio.”
Scott : “Dengan hormat saya menerimanya Helio.”
Pangeran Helio : “Mari kita mulai perjalanan panjang kita. Lets Go.”
Scott : “Lets Goou.”
Pangeran Helio : “Lets Go.”
Scott : “Lets Goou itu apa ya Helio???”
Pangeran Helio : “Huuuaaahaahihihiiiie. Lets Go itu artinya mari kita pergi.”
(Ketika matahari sudah mulai terbenam. Mereka memutuskan untuk membuat tendan di sebuah bukit. Di man matahari yang akan terbenam terlihat begitu indah disertai dengan pemandangan alam yang menakjubkan)
Helio : “Scott. Tolong pasangkan tali ini ke ujung ranting yang berada
Di situ.”
Scott : “No Problemo Helio.
Helio : “Scott. Aku akan pergi sebentar untuk mencari kayu baker. Kau
Di sini saja menungguku sambil menyelesaikan tenda.”
Scott : “Sebentar Helio. Kita makan apa nanti malam?”
Helio : “Di dalam tas itu ada 2 bungkus nasi. Kita akan makan itu nanti
Malam. Janga kau makan sebelum aku kembali ke sini.”
Scott : “Tenang saja Helio. Aku tidak akan melahapnya sendirian.”
(Setelah beberapa menit kemudian Helio kembali. Kemudian mereka menyalakan api. Mereka duduk bersama menyaksikan indahnya matahari terbenam)
Helio : “Scott. Lihat matahari itu. Sungguh sangat amat indah sekali.”
Scott : “Ya. Betul Helio sungguh sangat indah.”
Helio : “Kau punya keluarga?”
Scott : “Ayah dan Ibuku sudah meninggal dan aku adalah anak tunggal.”
Helio : “Maaf kalau pertanyaanku membuatmu sedih.”
Scott : “Tidak apa-apa, tidak usah dipikirkan.”
Helio : “Ya kau betul. Tidak perlu dipikirkan. Mari, kita nikmati malam
Yang panjang ini. Cheeerss.”
Scott : “Cheeeerss.”
Helio : “Cheeeerss.”
Scott : “Cheers itu apa?”
Helio : “Huuuu haaaa hiiii heeee hoooo. Cheers artinya bersulang.”
Scott : “OoOoO gitu ya.”
EPISODE 3
(Malam pun berlalu dan esok pun tiba. Mereka melanjutkan perjalanan. Di tengah perjalanan tiba-tiba muncul 3 ekor harimau yang sedang kelaparan)
Scott : “Mamamama maaacaaaaan!”
Helio : “Mana, mana ada macan?”
Scott : “Itititit ituuuuu. Disampingmu!”
Helio : “Cepat naik ke atas pohon!”
Scott : “Bababaik Helio. Ttttapi tas dan kudanya?”
Helio : “Biarkan saja. Suruh kuda itu untuk pergi. Ia akan kembali jika
Panggil. Cepat. Ke atas pohon.”
Scott : “Hell Helio. Aku sangat takut.”
Macan : “Rrrroooaaaarrrrrgggghhhhrrrrrrr”
Scott : “Huwe huwe huwe. Aku sangat takuuuuut.”
Helio : “Tenang. Macan takut dengan suara yang keras.”
Scott : “Oo iya. Aku masih membawa petasan yang kugunakan pada
Waktu perayaan tahun baru.”
Helio : “Cepat. Berikan padaku akan kunyalakan.”
Macan : “Rrrroooaaaarrrrrgggghhhhrrrrrrr”
Scott : “Cepat nyalakan Helio.”
Helio : “OK. Bersiaplah Scott, tutup telingamu karena yang ini bunyinya
Keras. Mari kita hitung!”
Scott, Helio : “SATUU, DUUAAA, TIIGAAA.”
(Dwuerr petasan meledak dan para macan pun lari terbirit-birit. Setelah turun dari pohon
Mereka kembali melanjutkan perjalanan)
Helio : “Untung saja kau bawa petasan.”
Scott : “Ya, sangat beruntung.”
Helio : “Ciiitcuuucuuuuiiiiit. Ciiiit kembalilah!”
Kuda Buncit : “Niiiiiiaaaaaaaaa.”
Scott : “Bagaimana kau bisa melatih kudamu menjadi pintar?
Helio : “Kulatih dia setiap hari.”
Scott : “Lihat Helio. Ada desa di sana.”
Helio : “Akhirnya ada sebuah desa. Kita bisa menginap di sana.”
(Setelah sampai di desa, mereka menginap di sebuah penginapan. Tetapi mereka lupa membawa uang)
Pemilik penginapan : “Dasar orang miskin. Pergi kalian.”
Pemuda tak dikenal : “Hai. Siapa kalian?”
Helio dan Scott : “Kami dari ibu kota.”
Pemuda tak dikenal : “Kenapa kalian diusir?”
Helio dan Scott : “Kami lupa membawa uang ajdi kami diusir.”
Pemuda tak dikenal : “Tinggal saja di rumahku. Perkenalkan, namaku Alferd. Kalian
Siapa?”
Helio : “Saya Helio.”
Scott : “Saya Scott.”
Alferd : “Ayo kita pergi menuju rumahku.”
Helio : “Di rumahmu ada siapa saja?”
Alferd : “Ada nenek dan adik sepupuku.”
Scott : “Apakah ada makanan?’
Helio : “Ah, kamu hanya memikirkan makanan.”
Alferd : “Oh ada. Santai saja.”
Helio : “Di mana Ayah dan Ibumu?”
Alferd : “Mereka sudah meniggal.”
Helio : “Oh maaf jika pertanyaanku menyakii hatimu.”
Alferd : “Tidak apa-apa.”
EPIDSODE 4
(Setelah mereka sampai di rumah Alferd. Mereka di sambut dengan sangat ramah. Ternyata adik sepupu Alferd adalah gadis yang ada di cermin ibunya. Helio dan Scott mendapati adik sepupu Alferd berada di kebun bunga)
Helio : “Ternyata ia memang tidak begitu cantik.”
Scott : “Siapa Helio?”
Helio : “Gadis itu.”
Scott : “Jadi kau selama ini mencari dia. Coba sapa dia.”
Helio : “OK Scott. Akan ku sapa dia.”
Helio : “Hai. Aku Helio. Siapa namamu?”
Hana : “Aku Hana.”
Helio : “Kau adik sepupu dari Alferd?”
Hana : “Ya betul.”
Helio : “Kau suka bunga?”
Hana : “Ya, aku sangat menyukainya. Setiap hari aku menyiraminya.”
Helio : “Baiklah. Terima kasih telah mengobrol denganku. DAA.”
(Pada malamnya Helio terus memikirkan Hana. Dia Bertanya-tanya dengan Scott di kamar tidur)
Helio : “Scott. Aku bingung dengan gadis itu.”
Scott : “Bingung kenapa?”
Helio : “Wajahnya tidak cantik tetapi dia sangat baik.”
Scott : “Nikahi saja lah. Jangan kau pikiran bagian luar. Yang penting
Adalah hatinya.”
Helio : “Betul juga ya. Buat apa fisik cantik tapi hatinya jahat.”
Scott : “Pikirkanlah dengan matang.”
(Pada keesokan harinya. Helio dan Scott kembali lagi ke taman bunga. Mereka bertemu degan Hana)
Scott : “Ayo Heli. Sapa lagi.”
Helio : “Baiklah. Aku akan mendekati dia lagi.”
Hana : “Awas ada Lumpur di situ.”
Helio : “Uwwwooouuu woooooouuu. Oh wajahku kotor sekali.”
Hana : “Kau tidak apa-apa?Sini biar kubersihkan wajahmu dari lumpur.”
Helio : “Tidak usah terima kasih.”
Scott : “Kemarilah Helio. Ayo kita ke sungai untuk membersihkan
Wajahmu dari Lumpur.”
(Sesampainya di sungai mereka berembug lagi)
Scott : “Bagaimana Hel. Kau sudah siap melamarnya?”
Helio : “YA aku sudah matang dengan pikiranku.”
Scott : “Berarti kita harus bilah ke Alferd.”
EPISODE 5
(Keesokan harinya Helio dan Scott menemui Alferd di ruang tamu untuk membicarakan soal melamar)
Helio : “Pagi Alferd.”
Alferd : “Pagi Helio.”
Helio : “Begini Alferd. Saya ini sebenarnya adalah pangeran Helio dari
Ibu kota. Ini mahkota saya.”
Alferd : “Yang mulia apa yang bisa saya Bantu.”
Helio : “Jangan bersujud seperti itu.”
Alferd : “Baiklah tuan.”
Helio : “Jangan panggil aku tuan.”
Alferd : “Baiklah Helio.”
Helio : “Saya ke sini bertujuan untuk menikahi adik sepupumu. Apakah
Kamu mengijinkan?”
Alferd : “Dengan sangat hormat saya mengijinkannya.”
Helio : “Di mana si Hana?”
Alferd : “Sebentar. Hana, Hana. KEsini sebentar!”
Hana : “Ada apa kak?”
Helio : “Ini adalah Helio.”
Hana : “Ya saya tahu.”
Alferd : “Dia adalah seorang pangeran.”
Hana : “Yang mulia.”
Helio : “Jangan, jangan berlutut seperti itu. Saya ke sini bertujuan untuk
Menikahimu. Maukah kau menjadi istriku.”
Hana : “Saya bersedia.”
Helio : “Berarti kita akan menikah besok di ibu kota.”
Hana : “Baiklah Helio.”
(Setelah sedesa tahu bahwa Helio adalah pangeran pemilik penginapan itu memohon maaf kepada Helio. Pada acara pernikahan itu.)
Penguluh : “Saya nikahkan Helio Guerero dengan Hana Montana. Helio,
Apakah kau bersedia menjadi suami dari Hana Montana?”
Helio : “Saya bersedia.”
Penguluh : “Hana, apakah kau bersedia menjadi suami dari Helio Guerero?”
Hana : “Saya bersedia.”
Penguluh : “Dengan pernyataan ini. Helio Guerero dan Hana Montana resmi
Menjadi sepasang suami istri. Helio kau boleh menciumnya!”
Helio : “EEEMMMUuuaaacccchh.”
Hana : “EEEMMMUuuaaacccchh juga.”
(Setelah acara pernikahan. PAsangan muda ini berkunjung ke istana. Mereka bertemu dengan Rat Iselina)
Helio : “Bunda.”
Ratu Iselina : “Helio.”
Helio : “Aku sangat rindu dengan Bunda.”
Ratu Iselina : “Ibu juga. Mana istrimu Nak?”
Helio : “Ini Bunda. Ia bernama Hana.”
Ratu Iselina : “Hai Hana. Senag bertemu denganmu”
Hana : “BEgitu pula saya.”
Raja Tilino : “Helio.”
Helio : “Ayah. Ini istriku Ayah.”
Raja Tilino : “Wah, rupanya cantik juga. Mari kita duduk.”
Helio : “Begini Ayah, saya ke sini unuk mengembalikan cermin ini.”
Raja Tilini : “Simpanlah Nak. Siapa tau itu akan berguna untuk anakmu.”
Helio : “Ya, Ayah betul juga. Siapa tau anaku nasibnya seperti aku.
tidak bisa mendefinisikan cantik. Terima kasih Ayah, Ibu atas
semua bantuannya”
(Setelah itu Pangeran Helio naik tahta dan ia mempunyai seorang anak)
-- TAMAT --
0 komentar:
Posting Komentar