Kamis, 28 Maret 2013

Salam hangat dari Turki,

Apa kabar semua? Semoga selalu dilimpahi keberkahan

Hari ini muncul ingatan tentang keberadaan teman teman Sambachesta. Ada sebuah pertanyaan yang ingin saya bagikan kepada teman teman. "Apa yang bisa kita lakukan sebagai para mahasiswa?". Pertanyaan ini sebenarnya sudah saya diskusikan sedikit dengan beberapa kawan seperti Figur dan Faiq. Mungkin karena masing masing dari kami sibuk, tidak ada yang sempat untuk berbagi dengan kawan kawan lain

Sebelum masuk ke inti cerita, saya ingin bercerita sedikit. Ketika berangkat ke kampus, saya kerap memandangi kota Ankara melihat bangunan bangunan apartemen dan gedung gedung tinggi yang kukuh. Setiap saya baca koran akan ada berita baru tentang kemajuan pembangunan di Turki seperti jalur kereta cepat baru, jembatan baru atau kontribusi Turki terhadap pengadaan jet tempur terkini F-35. *Turki menjadi salah satu dari 9 negara kontributor. Tidak tanggung tanggug mereka memesan 100 buah. Saya sering kali merasa iri dengan negara ini dan membayangkan kapan Indonesia maju.

Mengapa saya membandingkan Turki dengan Indonesia. Sedangkan masih ada negara negara maju lain yang bisa saja saya jadikan tolak ukur.

Pertama karena kedekatan batin teman-teman sambachesta terhadap negara ini. Sejak SMA kita sudah familair dengan muka guru gurur dan abi abi orang Turki. Kita bahkan menyanyikan mars klub sepak bola Besiktas kala bertanding di Gor Sahabat.

Kedua, Indonesia dan Turki sama sama negara berkembang yang sedang hot secara ekonomi. Dalam G20 Turki dan Indonesia selalu berada berdampingan dalam dalam hal volume ekonomi. Meskipun jika dibagi dengan jumlah penduduk, pendapatan per kapita mereka bernilai 3 kali lebih besar.

Lalu apakah dengan membawa fakta fakta tersebut di sini, saya bisa mengajak teman teman untuk memajukan Indonesia? Tentunya tidak karena untuk mencapai hal itu dibutuhkan lebih dari sekedar keluarga besar Sambachesta. Seluruh warga Indonesia harus bekerja semua. Hal itu masih jauh dan sebaiknya tidak menjadi fokus kita.

Di sini saya tidak mengajak teman teman untuk membuat proyek pesawat atau proyek kereta cepat atau proyek besar lainnya. Saya hanya ingin menawarkan bagaimana kalau ke depannya kita berkerja sama.  Dengan modal kedekatan lahir dan batin yang telah kita bangun selama tiga tahun di Semesta, mari kita bentuk sebuah sebuah kelompok sosial, dengan nama Sambachesta tentunya. Kelompok ini bisa berkecipung di dunia bisnis, jasa, ilmu terapan dan kesehatan.

Jika melihat jurusan yang sedang diampuh teman teman dan latar belakang keluarga kita. Kita bisa membuka usaha waralaba sebagai contoh. Atau membuat perkumpulan anak anak teknik. Meskipun sudah banyak tersebar kelompok mahasiswa teknik, tidak ada salahnya kalau kita bisa mengembangkan sayap ke Sambachesta. Atau ikatan dokter Sambachesta yang bisa mendekatkan teman teman dokter. Sambachesta ke depannya bisa menjadi tempat bertemu berbagai bidang studi.

Perencanaan ini tentunya harus kita persiapkan dengan matang. Tulisan ini hanya sebagai wacana dan masih jauh dari eksekusi nyata. Untuk itu saya sangat ingin bertemu dan berdiskusi dengan teman teman di akhir tahun ajaran nanti.

Sadar atau tidak kita bukan lagi anak SMA Semesta yang harus izin jika ingin keluar asrama. 5-10 tahun lagi kita akan menjadi manusia dewasa yang terjun langsung di tengah masyarakat. Soal bakal terbentuk atau tidaknya kelompok sosial ini, tidak akan merubah rasa persaudaraan kita.

Semoga tulisan ini bisa menjadi bahan pertimbangan teman teman.

Atas perhatiannya terima kasih.
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar