Sekolah
di SMA Semesta pasti meninggalkan kesan yang berbeda-beda pada alumnusnya.
Hidup bersama dalam satu asrama membuat hubungan antar siswa di SMA Semesta
lebih akrab dibandingkan milik mereka, siswa yang menempuh pendidikan di
sekolah biasa. Bagaimana tidak, selama sehari semalam manusia yang ditemui oleh
para siswa SMA Semesta hanyalah teman sekolah, guru-guru dan para pembina
asrama. Alhasil kebiasaan-kebiasaan kecil, hingga hal seperti kepemilikan
pakaian pun menjadi informasi yang dimiliki bersama.
Meski berkesan,
masa-masa di Semesta tidak berlangsung selamanya. Seperti kata pepatah, di mana ada pertemuan di sana ada perpisahan.
Setelah tiga tahun bersekolah, alumnus hanya bisa bertemu pada acara reuni,
atau even mendadak seperti ulang tahun atau resepsi pernikahan. Alhasil setelah
kelulusan, alumnus SMA Semesta praktis hanya punya sisa hari bertemu yang bisa
dihitung.
Menghitung
hari memang bukan hal yang lazim karena pada umumnya manusia ingin memiliki
ribuan hari yang indah. Setiap perayaan ulang tahun, memiliki umur panjang
menjadi doa langganan yang tak terlewatkan. Namun di balik optimisme menatap panjangnya
hari esok, kita tidak bisa serta merta melupakan kenyataan bahwa hidup ini akan
berakhir pada satu titik yaitu kematian. Kematian inilah yang menjadi inspirasi
penulis untuk mengulas 1000 Days of Semesta.
1000 Days of Semesta
adalah sebuah sudut pandang yang menawarkan alumnus untuk melihat perjalanan
pertemanan di SMA Semesta secara realistis. Meski terdengar pesimistis, sudut
pandang ini juga membawa serta aura positif. 1000 Days of Semesta akan mengajak
kita sebagai alumnus untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan seperti: Apa saja
yang diperoleh selama berada di Semesta? Seerat apa pertemanan yang telah terjalin? Apa
yang bisa dilakukan dari sisa waktu yang ada? Dan berbagai pertanyaan lain berkaitan
isu persahabatan di SMA Semesta.
Untuk memulai
hitungan ada baiknya pembaca ikut menuliskan rincian hari yang akan dipaparkan
dalam sebuah kertas. Penulis hanya akan mengajak pembaca pada hitungan
hari-hari yang umumnya dilewati alumnus SMA Semesta. Setelah itu rincian hari
yang telah di susun nanti bisa dirombak lebih lanjut untuk menjadi bahan
berpikir.
“Berapakah
jumlah hari yang kita punya bersama teman-teman?” akan menjadi pertanyaan utama
selama mengulas 1000 Days of Semesta. Pastikan kalimat ini terpampang jelas
dalam kertas hitungan anda.
1. Masa di Semesta
Ada 365 hari
dalam satu tahun. Jika kita kurangkan jumlah tersebut dengan libur akhir
semester selama 6 minggu, serta beberapa minggu pada bulan puasa, plus beberapa
libur nasional, kita akan bertemu dengan angka 300 hari selama setahun. Jadi secara
keseluruhan seorang siswa menghabiskan 900 hari dalam hidupnya di SMA Semesta.
Jumlah 900 hari
sebenarnya tidak mengherankan karena siswa-siswa di sekolah lain juga menjalani
900 hari bersama. Lalu jika demikian, apa perbedaan kita sebagai alumnus SMA
Semesta dengan mereka?
Perbedaan ada
pada sistem asrama yang diterapkan. Di sekolah umum, para siswa tidak benar-benar
menghabiskan 24 jam bersama di sekolah. Mereka hanya bertemu sejak pagi hari
hingga bel pulang berbunyi. Jika masuk sekolah kita ambil patokan pada jam 7
pagi dan pulang sekolah pukul 3 siang. Siswa di sekolah umum hanya menghabiskan
8 jam bersama. Dengan kata lain sepertiga dari waktu yang para alumnus SMA
Semesta lewatkan. Yang berarti 300 hari kebersamaan dalam tiga tahun.
Tentu ada
beberapa dari kita yang tidak genap tiga tahun berada di Semesta. Ada mereka
yang keluar di tahun pertama, atau pergi pada tahun kedua. Namun sadarkah bahwa
mereka pun memiliki waktu bersama atau jatah
kebersamaan yang lebih dari siswa di sekolah umum?
Teman-teman
SMA Semesta yang menghabiskan dua tahun mendapat 600 hari jatah kebersamaan, dua kali lipat dari mereka yang berada di
sekolah umum. Teman-teman yang hanya setahun di Semesta bahkan mendapat jatah kebersamaan yang sama dengan
mereka yang menempuh pendidikan selama tiga tahun di sekolah umum.
Dengan tinggal
di asrama, tabungan hari kita menjadi jauh lebih banyak dibandingkan siswa di
sekolah umum
2. Setelah Kelulusan
Begitu banyak
hari dilalui selama berada di Semesta, lalu bagaimana dengan sisa waktu yang
ada setelah kelulusan? Mari kita mulai merincinya...
Sebuah
angkatan biasanya akan mengadakan acara reuni selama beberapa tahun pertama pasca
kelulusan. Kegiatan reuni umumnya berlangsung selama 6 hari, termasuk beberapa
hari untuk kumpul-kumpul biasa. 6 hari bisa kita tetapkan sebagai waktu
maksimal yang dapat dipakai satu angkatan dalam satu tahun.
Jika sebuah
angkatan bisa tetap konsisten melakukan reuni dalam 12 tahun pertama setelah
lulus (*lulus umur 18 tahun, 12 tahun kemudian alumnus akan berumur 30 tahun),
angkatan tersebut akan bertemu pada jumlah 72 hari.
Setelah
melewati usia 30 tahun, alumnus akan masuk pada fase kehidupan yang berbeda. Usia
30 hingga 60 tahun akan dipenuhi dengan kesibukan berkarir serta membina keluarga.
Hal ini otomatis akan mengurangi jatah bertemu dengan teman-teman SMA.
Frekuensi reuni akan berkurang dari semula tahunan menjadi dua, tiga atau bahkan
lima tahunan.
Jika 2,5 tahun
kita ambil sebagai titik tengah frekuensi reuni dan acara tersebut berlangsung
2 hari. Maka dalam rentan waktu 30 tahun, akan ada 24 hari lagi yang bisa kita luangkan
untuk teman-teman SMA.
Jika kita
tambahkan seluruh waktu reuni tadi (72 hari + 24 hari) maka sisa waktu yang
kita punya setelah kelulusan adalah 96 hari. Penulis menambahkan 4 hari lagi,
karena di atas usia 60 tahun, penyelenggaraan reuni dirasa cukup menyulitkan. Secara
total, waktu yang kita miliki setelah lulus bisa digenapkan menjadi 100 hari.
Di sinilah
proses menghitung “1000 Days of Semesta” selesai. Langkah selanjutnya ada di
tangan para pembaca untuk menindak lanjuti angka-angka barusan.
Perbandingan
900 hari di semesta dengan 100 hari setelahnya mungkin mengejutkan untuk
sebagian dari kita. Karena dari seribu hari yang ada, sudah 900 hari kita
lewatkan. Dan besar kemungkinan 900 hari tadi terlewat begitu saja tanpa benar-benar
kita resapi.
Jika
dianalogikan dalam sebuah perjalanan dari pos Satpam Semesta menuju Simpang Lima
di Semarang, perjalanan kita sebagai alumnus sudah sampai di Tugu Muda depan
Lawang Sewu.
Lalu apa yang
harus dan bisa kita lakukan di sisa kilometer yang ada sampai Simpang Lima?
Mungkin turun
dari mobil mengulurkan tangan pada para pengamen?
Atau turun
mengambili sampah yang ada?
Ngebut agar
cepat sampai tujuan?
Berhenti sejenak
untuk mengulur waktu?
Terus berjalan
sambil menikmati kota?
Apapun itu
kita akan sampai di Simpang Lima dalam waktu yang tak lama.
0 komentar:
Posting Komentar