Selasa, 23 Juni 2015

Dua perahu nelayan

Apa bedanya orang jatuh cinta dan orang mencinta. Dua hal ini kerap disamakan. Padahal keduanya memiliki arti yang berbeda. Jatuh cinta adalah petualangan sesaat penuh sensasi luar biasa. Sebaliknya mencinta adalah proses jangka panjang yang membutuhkan perencanaan dan konsistensi. Kebanyakan dari kita sebagai anak muda, menggolongkan keduanya menjadi petualangan sesaat saja atau disebut jatuh cinta

Saya ingin mendiskusikan keduanya berdasarkan pendapat Erich Fromm dalam bukunya The Art of Loving yang mengupas dua cabang cinta ini. Orang mencinta akan mempunyai topik bahasan yang luas namun tulisan ini akan lebih terfokus pada mengidentifikasi apa jatuh cinta agar pembaca tidak menyamakannya dengan proses mencinta. 

Jatuh cinta:


Anak muda pasti tahu kalau jatuh cinta itu indah dan memabukkan. Indah karena ia yang biasa melakukan apa apa sendiri, kini ada yang menemani. Atau yang biasanya bangun karena alarm,kini dibangunkan kekasih hati. Jatuh cinta juga memabukkan kepala yang tertimpa. Bayangkan saja, orang yang sedang jatuh cinta bila sedang melamun akan tersenyum sendiri, tertawa sendiri. Padahal untuk mencapai fase ini, manusia butuh bantuan asap ganja atau tenggakan minuman keras. Tetapi bagi yang jatuh cinta, mabuk tidak perlu merogoh kocek, ia cukup melamun membayangkan pujaan hati. 


Tapi tahukah pembaca, bahwa sensasi yang ditimbulkan dari jatuh cinta sebenarnya merupakan antusiasme manusia terhadap keintiman yang tiba-tiba ada. Kala jatuh cinta, mata yang sebelumnya berjauhan saling pandang saat berhadapan. Ketika jatuh cinta dua orang yang tidak begitu dekat tiba tiba bertukar hobi dan pengalaman lama. Saat jatuh cinta, dua tubuh yang belum pernah bersentuhan menjadi mesra dengan genggaman tangan dan rangkulan. Semua terasa baru dari senyumya, tatapnya, suaranya, aromanya hingga sentuh kulitnya. Indah dan mabuk dari jatuh cinta bersumber dari hal baru yang belum pernah ada sebelumnya. 

Sayangnya sensasi ini tidak berlangsung lama karena pada titik tertentu tidak akan ada hal baru lagi yang bisa ditemukan di antara dua orang yang jatuh cinta tadi. Dua orang yang berpacaran akhirnya akan sadar bahwa tidak ada pengalaman-pengalaman baru lagi yang bisa dilakukan. Proses jatuh cinta sangat identik dengan gaya berpacaran anak muda di Indonesia sekarang. Mereka mungkin pada awalnya merasa sedang saling mencinta, padahal sebenarnya mereka hanya jatuh cinta. Perasaan yang didasari antusiasme pada keintiman yang tiba-tiba ada. 

Hasilnya ketika tidak ada lagi yang baru dari si pacar, maka pudarlah antusiasme tersebut. Akhirnya pasangan yang jatuh cinta ini sadar kalau sebenarnya mereka tidak memiliki ikatan intim apapun. Mereka putus hubungan dan tak jarang menjadi malu dan menyesal karena pernah mengungkap "cinta" yang sebenarnya hanya sensasi sesaat saja. Proses ini bisa berlangsung cepat selama sebulan dan bisa juga berlangsung lama hingga setahun beberapa bulan. 

Bagaimana dengan mereka yang di friendzone tanpa pernah sampai berpacaran? Pada dasarnya friendzone memberi sensasi yang sama pada pelakunya. Orang yang sedang di-friendzone atau mem-friendzone sama sama menikmati antusiasme pada keintiman yang tiba-tiba ada. Bedanya, mereka sadar bahwa proses itu hanya akan berlangsung sebentar. Mereka belum terjebak dalam ungkapan "cinta" yang sering disalahartikan orang berpacaran. Hasilnya, ketika friendzone ini berakhir, pelaku tidak begitu menyesal. 

Karena banyak dari mereka yang jatuh cinta tidak menyadari akan fase jatuh cinta ini, mereka memutuskan untuk memulai petualangan lagi. Mereka akan mencari orang baru yang nantinya dapat memberikan sensasi jatuh cinta lagi padanya. Orang baru ini harus berbeda dengan sebelumnya, dengan harapan ada pengalaman lain yang lebih menarik. Setelah pengalaman yang lebih menarik tadi ditemukan siklus jatuh cinta akan berputar lagi. Siklus ini akan berlanjut terus dan jangan heran jika kita mendapati banyak teman atau bahkan diri kita sendiri yang sampai saat ini sudah terlibat dalam banyak hubungan "pacaran". Pembaca pasti pernah bertanya saat setelah putus, mengapa hubungan lampau itu tidak berhasil. Fenomena jatuh cinta di sini mungkin bisa jadi penjelasan dari pertanyaan itu. 

Mencinta:

Kini kita bandingkan dengan proses mencinta. Orang yang mencinta biasanya pernah mengalami proses jatuh cinta. Namun setelah semua antusiasme jatuh cinta habis, mereka mampu melanjutkan ke level berikutnya. Ia yang mencinta tidak lagi menggantungkan perasaannya pada keintiman-keintiman baru. Ia akan fokus pada pemeliharaan hubungannya dengan sang kekasih. Pemeliharaan ini akan membutuhkan berbagai keputusan, pertimbangan dan juga janji. Seorang pecinta akan sadar bahwa harus ada rencana akan keberlangsungan hubungan yang ia jalin. Dan pada puncaknya seorang pecinta akan memutuskan untuk menikah. Karena saat menikah dua orang yang saling cinta sama-sama berjanji untuk melanjutkan membangun keluarga di mana mereka akan melakukan berbagai keputusan dengan pertimbangan bersama. 

Mencinta sebenarnya merupakan proses yang rumit dan mungkin menakutkan untuk dibahas di sini. Sebagai anak muda kata mencinta itu berat diucap atau bahkan dipikir karena memang begitu adanya. Mencinta membutuhkan keputusan untuk memilih orang yang akan dicintai, mempertimbangkan bersama dia soal masa depan dan juga janji untuk mempertahankan hubungan itu. Ini semua sangat menakutkan bahkan untuk saya sendiri. 

Kesimpulan: 

Jatuh cinta adalah proses spontan yang tidak berlangsung lama sedangkan proses mencinta adalah pemeliharaan hubungan yang penuh pertimbangan. Lalu bagaimana kita bisa menyikapi dua jenis cinta ini? Mencinta adalah keputusan besar yang cepat atau lambat akan diambil pembaca, namun perlu diketahui bahwa jatuh cinta bukan merupakan solusi untuk menghindari cinta yang serius tadi. 

Jika pembaca memilih untuk jatuh cinta saja, sensasinya akan pudar pada titik tertentu. Dan itu hanya akan membawa pembaca pada fase jatuh cinta lain yang berikutnya. Pada akhirnya kita akan jenuh pada fase tak berujung ini dan memilih untuk mencinta, mengambil jalan berat cinta yang penuh pertimbangan dan konsistensi tadi. Karena kita tidak selamanya bisa bermain sana sini dalam siklus jatuh cinta.

Tulisan ini bukan petunjuk benar dalam hal percintaan karena petualangan dengan lawan jenis tidak pernah sebatas tentang benar atau salah. Petualangan itu merupakan proses belajar seumur hidup yang masing-masing orang akan mempunyai kesimpulan berbeda. Semoga tulisan ini bermanfaat dan salam cinta.
Categories:

1 komentar: