Jumat, 21 Februari 2014


Kepul asap tipis nongol sedikit sedikit
dari para muda,
yang berdiri pada bibir jalanan kota

Biasanya botol-botol biru ikut serta
meramaikan kepulan asap mereka
Namun kali ini tidak,
asap saja yg mengiringi di sana

Senyum muda-muda menguning menertawai isi dunia
Lalu sesekali tutur mereka mancur,
keluar comberan kata-kata

Dua tiga jam berlalu, tibalah senja
Berlanjut petang gelap segera
Asap mereka menebal,
putih pekat merebak aroma

Senyum mereka masih bersanding tawa
Seolah tiada habis kelucuan dunia
Angin sepoi yang kebetulan lewat, membawa aura canda di sana
Ke sudut-sudut jalan sampai...

Menyentuh telinga Paman Hoca

Telinga Paman Hoca lalu mendatangi sumber suara
Sesampainya di sana geleng-geleng paman

Marahnya disambut tawa,
Himbaunya dijamu comberan,
yang sedari tadi masih muncrat dari tutur mereka

Baunya tak sebusuk tadi sore namun tetap bau.
Paman hoca kini mual-mual
Telinganya nyeri lalu muntah-muntah pada kedua mata

Inilah yg disedihkan Paman
Beliau takut nanti busuk comberan jadi wabah

Maka didekapnya mimpi untuk jauhkan
jutaan jiwa dari minum comberan
Agar tak banyak korban tertular
Mual-mual minum comberan!
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar