Minggu, 09 Januari 2011

Dan dibukalah perlahan kotak perkakas. Satu per satu barang kotak teliti disimak. Setelah memastikan kelengkapan anggota perkakas, maka diambilah sapu, pel cikrak dan sebuah botol minyak tanah. Tak lupa sulak plastik warna warni dicantolkan di saku kiri. Seperti pagi pagi biasanya, tepat pukul 06.00, Ismail dan beberapa anggota shift pagi berangkat. Adalah 25 ruang kelas tujuan mereka yang pada hari itu juga akan dipakai belajar ratusan siswa-siswi SMA Semesta.



Hari ini hari Rabu. Semua CS mengenakan seragam komplit. Kaos polo jingga bertuliskan “Indonesian Turkish School” di bagian punggung, melekat membungkus badan bidang anggota shift pagi. Tak lupa celana panjang hitam nan halus berpasangan dengan sepasang fantopel hitam melilit kedua kaki. Terlihat gagah Ismail berdiri, meski hanya menjadi seorang CS. Dia bangga menjadi salah satu bagian dari pabrik pengolah generasi masa depan.

Sampailah Ismail di ruangan pertamanya. Hari itu jatah Ismail membersihkan lantai tiga. Sapu dan cikrak kemudian ia tanggalkan tepat di depan pintu. Hanya pel dan sebotol cairan minyak tanah bersamanya. Dikeluarkanlah benda kecil mungil berwarna hijau dari saku kanan celananya, lalu dikaitkannya pada kedua daun telinga. Benda tadi menutup mulut dan hidungnya melindungi debu debu yang dapat menyerang paru paru. Prosedur itu tak pernah Ismail lupakan, baginya kesehatan merupakan yang utama dalam bekerja. Setelah selesai urusan penyaring tadi, Ismail masuk ke ruangan.

Maka ditelusurilah tiap tiap sudut ruangan dengan jeli. Botol yang tadi ia bawa telah diberi lubang lubang kecil pada tutupnya, memudahkan penggunaan minyak tanah. Crot sini crot sana, pel sini pel sana. Tak kurang dari tiga menit seluruh kotoran tampak berkumpul tepat di depan papan tulis membentuk semacam gunungan. Dengan sebuah dorongan, dipindahkan kumpulan sampah tadi keluar pintu. Diambilah sapu dan cikrak untuk menyambut sampah tadi kemudian menghantarkannya ke tong sampah. Satu ruang selesai dan begitulah proses berlangsung pada ruang ruang berikutnya.
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar