Minggu, 28 Oktober 2012


Idhul Adha kemarin saya berkesempatan mengunjungi kota Hatay atau lebih sering disebut "Antakya". Hatay terletak 496km tenggara Ankara. Saya diundang ke sana oleh seorang kawan bernama Emin. Ia berasal dari desa Erzin Provinsi Hatay. Provinsi ini dulunya merupakan daerah jajahan Prancis yang kemudian bergabung dengan Republik Turki. Sejarah kota Hatay kembali ke abad abad sebelum masehi (bisa dicari di internet). Kebetulan Ayah kawanku ini berasal dari daerah perbatasan yaitu Reyhanli.Konflik Turki Suriah yang sedang hangat di media membuat saya jadi penasaran sebenarnya ada apa di sana.

Sudut kota Hatay
Idhul Adha hari pertama Saya dan Anggono berangkat ke Erzin. Kemudian hari kedua Ayah Emin membawa kami bertiga ke pusat kota Hatay. Kami berangkat dari desa Erzin pukul sepuluh pagi dan sampai sembilan puluh menit kemudian. Setelah jalan jalan mengelilingi kota kami pergi menuju daerah Reyhanli. Hati ini semakin penasaran ketika kawat-kawat perbatasan Turki Suriah mulai kelihatan. Sebelum sampai sana yang ada dibayangan adalah tank tank tentara kedua negara yang saling berhadapan. Tapi ternyata tidak, yang terlihat hanyalah padang rumput luas tak berpenghuni. Konflik terjadi lumayan jauh dari perbatasan.

Tiga anak Suriah
Long story short di sana kami bersalam-salaman bersama sanak saudara Ayah Emin. Dalam bercakap mereka lebih sering menggunakan bahasa arab. Kami bertiga hanya bisa lirik lirik ketika mereka mulai berdialog arab. Sore hari itu kami masak kebab ayam. Beberapa kali kami mendengar suara ledakan dari arah Suriah. Awalnya kami sedikit khawatir namun kemudian seorang saudara Emin berkata bahwa di sepanjang perbatasan telah dikawal oleh puluhan tank tentara Turki.

Rasa penasaran akan wajah-wajah pengungsi menemui ekspektasi ketika secara tak disangka tiga anak Suriah mampir ke rumah paman Emin yang sedang kami kunjungi. Dengan berbekal bahasa arab secuil kami bertanya tanya tentang nama, kabar dan sekolah mereka. Mereka untuk sementara tidak bisa bersekolah sampai konflik usai. Kami betiga hanya bisa berdoa semoga lekas selesai konflik di negeri itu. Kasian lah jika anak anak ini harus berhenti sekolah terus
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar